Daya tarik Klenteng Tek Hay Kiong terletak pada usianya yang tua, dibangun sekitar 1700 M, oleh salah satu imigran Tiongkok Kwee Lak Kwa seorang yang memiliki kemuliaan sehingga masyarakat tegal menjuluki Tek Hay Cin Jin (manusia sejati datang dari laut). Ada yang menarik dari kegiatan yang dilakukan di Klenteng Tek Hay Kiong yaitu perayaan tahun baru Imlek atau dikenal Toa Pe Kong, perayaan tahunan yang selalu ramai dan meriah didatangi oleh masyarakat Tionghoa dari luar daerah.
Toa Pe Kong atau arak-arakan patung dewa digelar 15 hari setelah imlek. Barongsay dan Liong menjadi syarat pembuka ketika patung desa akan dikeluarkan untuk diarak. Namun sebelumnya
patung para dewa di klenteng dimandikan terlebih dahulu tepat pada hari Imleknya. Di luar waktu ini sangatlah dilarang untuk pembersihan patung dewa, sehingga selama satu tahun berjalan hanya meja-meja altar dan perlengkapan sembahyang saja yang dibersihkan. Selama dua hari yang berisi doa dan arak-arakan menggotong patung para dewa yang ditujukan untuk mencari keselamatan dan berkah di Tahun baru Cina. Bagi mereka yang percaya, ketika menggotong patung dewa akan diberikan banyak rejeki dan kesehatan, sehingga banyak wisatawan dari luar daerah datang ke perayaan Toa pe Kong untuk menggotong Dewa Toa Pe Kong yang diarak.
patung para dewa di klenteng dimandikan terlebih dahulu tepat pada hari Imleknya. Di luar waktu ini sangatlah dilarang untuk pembersihan patung dewa, sehingga selama satu tahun berjalan hanya meja-meja altar dan perlengkapan sembahyang saja yang dibersihkan. Selama dua hari yang berisi doa dan arak-arakan menggotong patung para dewa yang ditujukan untuk mencari keselamatan dan berkah di Tahun baru Cina. Bagi mereka yang percaya, ketika menggotong patung dewa akan diberikan banyak rejeki dan kesehatan, sehingga banyak wisatawan dari luar daerah datang ke perayaan Toa pe Kong untuk menggotong Dewa Toa Pe Kong yang diarak.
Sebelum dilakukan arak-arakan, dilakukan ritual oleh sesepuh, akankah diarak atau tidak. Di Kota Tegal setiap perayaan Toa Pe Kong selalu ramai dikunjungi. Bahkan tidak sedikit masyarakat luar kota rela untuk datang ke Kota Tegal selama 2 hari, berharap agar dapat menggotong patung para dewa yang berada di Klenteng Tek Hay Kiong. Di Klenteng yang berdiri sejak 1700 M ini dipercaya memiliki Kong Co atau patung dewa yang manjur saat berdoa atau meimiliki hajat, ada pula beberapa Dewa yang hanya ada di Kota Tegal dan tidak ada di daerah-daerah lain sehingga membuat para pendatang dari luar kota ataupun luar jawa datang hanya untuk mengarak Toa Pe Kong di Kota Tegal.
Hal-hal lain yang menjadi tradisi saat perayaan Toa Pe Kong adalah bagi-bagi Angpao dan jajanan Imlek seperti Kue Keranjang, Kue Apem, Kue Lapis dan Kue Wajik. Kue keranjang yang rasanya manis, diartikan agar hidup selalu indah (manis), Kue Apem yang diartikan agar kaya dan berkembang, Kue Lapis yang diartikan agar rejeki selalu berlapis-lapis dan kue wajik yang diartikan agar hidup selalu diidi dengan kebajikan. Buah-buahan untuk Dewapun tidak ketinggalan, seperti Buah Apel yang diartikan untuk keselamatan, Jeruk untuk hidup yang manis, buah Peer agar usahanya lancar, Blimbing agar usaha yang dijalaninya awet sepanjang masa dan nanas agar dalam hidup hanya kebaikan yang selalu datang.(*)