Beliau dilahirkan di Kota Qidun-Yaman pada tahun 1838 M, semasa kecil banyak dihabiskan belajar ilmu agama dan membaca Al-Qur’an, karena keluarganya merupakan keturunan dari Tokhiburotid Al Haddad atau keturunan pada wali di negeri Yaman. Di dalam perjalananan dakwahnya, beliau
menikah dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Habib Alwi dan habib Husein. Keduanya diutus untuk melaksanakan syiar di Indonesia.Habib Husein berdakwah di Jombang dan Habib Alwi di Bogor. Kedua putranya ini merupakan tokoh perjuangan islam di Indonesia, dengan banyak mendirikan pondok pesantren dan madrasah-madrasah.
Muhammad bin Tohir mengunjungi kedua putranya, sekaligus juga melakukan syiar Islam di Indonesia. Sesampainya di Indonesia tepatnya di Surabaya, bertemu dengan kedua putranya dan dilanjutkan dengan berdakwah di daerah-daerah, salah satunya di Tegal. Di Tegal inilah menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir.
Pada tahun 1316 H (1885 M) diusianya yang ke-43 tahun, beliau wafat setelah sebelumnya jatuh sakit dan dikebumikan di pemakaman yang dikenal dengan Makam Al Haddad di Jalan Salak Kota Tegal. Dibuatkanlah Kubah nan megah yang menutup makam Habib Muhammad bin Tohir. Untuk menghormati dan mengenang almarhum, seorang sahabatnya Al Habib Muhammad bin Idrus Al Alhabsy menggelar Khaul yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban karena bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban.
Untuk pertama kalinya, Khaul habib Muhammad bin Tohir merupakan khaul pertama kali di Indonesia dan Habib Idrus adalah seorang pelopor. Di dalam kubahnya tidak hanya makam Habib Muhammad bin Tohir saja, tepat disampingnya adalah makam putranya, Habib Husein yang banyak berdakwah di Jombang, karena almarhum mewasiatkan untuk dimakamkan di Tegal, sedangkan putra keduanya yaitu Habib Alwi dikebumikan di Bogor.
menikah dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Habib Alwi dan habib Husein. Keduanya diutus untuk melaksanakan syiar di Indonesia.Habib Husein berdakwah di Jombang dan Habib Alwi di Bogor. Kedua putranya ini merupakan tokoh perjuangan islam di Indonesia, dengan banyak mendirikan pondok pesantren dan madrasah-madrasah.
Muhammad bin Tohir mengunjungi kedua putranya, sekaligus juga melakukan syiar Islam di Indonesia. Sesampainya di Indonesia tepatnya di Surabaya, bertemu dengan kedua putranya dan dilanjutkan dengan berdakwah di daerah-daerah, salah satunya di Tegal. Di Tegal inilah menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir.
Pada tahun 1316 H (1885 M) diusianya yang ke-43 tahun, beliau wafat setelah sebelumnya jatuh sakit dan dikebumikan di pemakaman yang dikenal dengan Makam Al Haddad di Jalan Salak Kota Tegal. Dibuatkanlah Kubah nan megah yang menutup makam Habib Muhammad bin Tohir. Untuk menghormati dan mengenang almarhum, seorang sahabatnya Al Habib Muhammad bin Idrus Al Alhabsy menggelar Khaul yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban karena bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban.
Untuk pertama kalinya, Khaul habib Muhammad bin Tohir merupakan khaul pertama kali di Indonesia dan Habib Idrus adalah seorang pelopor. Di dalam kubahnya tidak hanya makam Habib Muhammad bin Tohir saja, tepat disampingnya adalah makam putranya, Habib Husein yang banyak berdakwah di Jombang, karena almarhum mewasiatkan untuk dimakamkan di Tegal, sedangkan putra keduanya yaitu Habib Alwi dikebumikan di Bogor.
Sementara masih di sekitar kubah tetapi berada di luar, terdiri dari makam-makam cucu termasuk Habib Abdullah bin Hasan yaitu Habib Hasan bin Husein Al Haddad. Di setiap peringatan khaul yakni malam 15 Sya’ban hingga hari 15 Sya’ban dibacakan doa bersama dan sejarah hidup almarhum. Khaul ini selalu ramai dan dikunjungi warga baik dari daerah di Indonesia maupun dari luar negeri. Almarhum merupakan ulama yang dikenal sangat dermawan dan tokoh perjuangan Islam yang namanya juga tercatat di sejarah baik di Yaman, India, Pakistan dan negara-negara Arab. Dalam Khaul ini juga disajikan makanan khusus yaitu Nasi Kebuli untuk warga yang menghadiri Khaul.(*)