SEJARAH ASAL-USUL DESA SUNIARSIH



Doc http://www.panoramio.com/user/4061816/tags/Suniarsih

Suniarsih merupakan nama resmi dalam administrasi pemerintahan sedangkan sebagian masyarakat banyak yang menyebut dengan nama Simpar. Mengapa terjadi demikian?
Karena pada mulanya desa Suniarsih sekarang merupakan gabungan dua Pedukuhan yaitu Suniarsih itu sendiri yang awalnya berada di sebelah barat tepatnya di lokasi sawah sekarang dengan Simpar yang berada di sebelah timur tepatnya di sekitar mata air kali Rambut.

Nama Suniarsih di ambil dari nama seorang putri dari kerajaan Singosari di Jawa timur yaituDewi Suniarsih. Konon ceritanya beliau pergi dari istana karena akan di jodohkan dengan orang yang tidak dicintainya. Sepanjang perjalanannya beliau selalu membantu orang yang kesusahan terutama orang yang sakit. Ya selain seorang putri yang sangat cantik dia juga mempunyai keahlian dalam bidang pengobatan.

Setelah sampai di sebelah barat wilayah desa (sawah Suniarsih sekarang) dia kemudian tinggal di sebuah rumah milik pasangan suami isri yang terkenal dengan sebuatan ki Makemdan Ni Makem. Di rumah itulah ia gunakan sebagai tempat istirahat dan digunakan untuk melayani pengobatan.

Karena terkenal kecantikan dan ahli dalam mengobati berbagai macam penyakit akhirnya banyak berdatangan orang-orang baik dari daerah sekitar maupun yang datang dari daerah yang jauh. Tujuan mereka sebagian ada yang ingin mempersuntingnya,tetapi dia selalu menolaknya dengan halus. Konon sampai akhir hayatnya tidak pernah menikah. Sedangkan bagi yang datang dengan tujuan untuk berobat di selalu berusaha mengobatinya dengan senang hati hingga sembuh.

Diantara orang-orang yang berdatangan tersebut banyak diantaranya akhirnya tinggal dan menetap di daerah ini. Mereka membangun rumah dan mempunyai keluarga hingga akhirnya terbentuklah sebuah pedukuhan yang ramai.

Karena yang pertama kali tinggal dan karena jasa-jasanya yang sangat banyak maka masyarakat menamai daerah tersebut dengan namanya yaitu Suniarsih.

Setelah sekian lama menjadi sebuah pedukuhan bahkan menjadi desa yang semakin ramai terjadilah musibah tanah longsor yaitu waktu di bawah pimpinan Bekel (sebutan Kepala Desa masa itu) bernama Cara. Pada waktu itu sang bekel sering mengadakan pesta Ronggeng dan pertunjukan wayang kulit yang merupakan larangan dari Dewi Suniarsih yang diwasiatkan di waktu hidupnya. Tanah longsor tersebut menyebabkan korban yang tak sedikit.

Melihat keadaan yang demikian membuat warga mempunyai gagasan untuk pindah dan mulai menyadari bahwa tanah yang mereka tempati ternyata tanah yang labil. Mereka mulai mencari tempat yang lebih aman. Sebagian besar diantara mereka berpindah ke sebelah barat pedukuhan Simpar masa itu (sekarang sekitar Masjid).Mereka kemudian berbaur dengan warga pedukuhan Simpar hingga sekarang menjadi satu desa dengan nama resmi desa Suniarsih.

Bagi sebagian besar masyarakat baik warga desa Suniarsih Sendiri maupun warga desa lainnya menyebut desa ini dengan sebutan Simpar. Bahkan nama pasar , terminal dan lainnya di sebut namanya dengan Simpar.Bahkan untuk trayek angkutanpun tidak ada yang menyebut Suniarsih melainkan Simpar.

Memang secara nyata bahwa yang disebut dengan desa Suniarsih sekarang adalah wilayah Simpar.

Simpar diambil dari nama seorang yang konon berasal dari Cirebon. Beliau orang yang pertama kali menetap di wilayah ini tepatnya di sebelah timur Kuburan Arca sekarang. Masyarakat menyebutnya dengan Mbah Simpur. Beliau terkenal sangat piawai dalam membuat aneka barang-barang dari besi.

Mbah Simpur juga terkenal seorang yang bijaksana dan ahli agama Islam. Sehingga banyak orang yang berguru padanya. Diantaranya ada yang tinggal dan menetap di daerah ini.

Mereka membuat bangunan untuk tinggal di sekitar mata air sungai Rambut. Karena semakin banyak yang membuat bangunan maka terbentuklah perkampungan yang di sebut dengan nama Simpar yang di ambil dari nama Mbah Simpur.